Kesederhanaan Natal Tondano Satukan Guru-Siswa Muslim dan Nasrani di Sekolah
Tondano,– Suasana teduh namun hangat menyelimuti pelataran SMP Negeri 4 Tondano, Minahasa, pada Selasa pagi, 16 Desember 2025. Jauh dari hingar bingar perayaan yang serba mewah, Natal tahun ini secara eksplisit mengusung pesan mendalam mengenai persatuan dan toleransi, diwujudkan melalui tema inspiratif: “Kesederhanaan untuk Menjaga Kekompakan.”

Perayaan ini menjadi panggung nyata bagi kerukunan antarumat beragama di lingkungan sekolah. Sorotan utama tertuju pada keterlibatan aktif guru dan siswa Muslim yang tampak bahu-membahu bersama rekan-rekan Nasrani mereka. Mereka memastikan seluruh persiapan dan pelaksanaan acara berjalan lancar, tertib, dan penuh makna. Sejumlah siswa Muslim terlihat bersemangat membantu mengatur tata letak kursi, menyambut tamu, dan mengkoordinasikan logistik acara.
Kepala SMP Negeri 4 Tondano, Melky Palilingan, S.Pd,.M.Pd., menegaskan bahwa kehadiran seluruh warga sekolah, tanpa memandang latar belakang keyakinan, adalah esensi sejati dari perayaan tersebut.
“Kami tidak ingin perayaan ini hanya menjadi milik satu kelompok saja. Semangatnya adalah menjaga kebersamaan, kami adalah satu keluarga besar SMPN 4 Tondano,” ujar Palilingan.

Ia menambahkan, partisipasi substansial dari siswa dan guru Muslim dalam memeriahkan Natal adalah bukti nyata bahwa ruang pendidikan dapat dan harus menjadi benteng terdepan dalam merawat keanekaragam
Melky Palilingan menjelaskan bahwa tema ‘kesederhanaan’ yang diusung tidak hanya berfokus pada efisiensi anggaran, tetapi merupakan filosofi. mendasar untuk memperkuat substansi hubungan personal dan kekeluargaan antarwarga sekolah. Dengan atmosfer yang bersahaja, Palilingan berharap nilai-nilai kekeluargaan dan saling menghargai dapat semakin tertanam kuat di hati setiap siswa.
Bagi para siswa Muslim yang terlibat, turut serta dalam perayaan Natal ini adalah wujud nyata dari penghormatan, Persahabatan, dan solidaritas, yang telah terjalin lama di antara mereka. Aksi mereka menegaskan bahwa perbedaan keyakinan justru memperkaya interaksi sosial di sekolah.

Kerukunan tulus yang ditampilkan di SMPN 4 Tondano menjadi cermin nyata dari semangat Bhineka Tunggal Ika yang hidup dan diimplementasikan. Sekolah ini sekali lagi membuktikan perannya sebagai wahana utama menumbuhkan tunas-tunas toleransi di tengah dinamika perbedaan.
(Cipi)






